Kebangsatan Borjuis | Puisi Sindiran untuk Konglomerat dan Pejabat

Puisi ini ditulis oleh Satria Pugar Alam. Puisi ini berisi sebuah keluhan seseorang kesenjangan sosial. Puisi ini menceritakan orang kaya yang semena-mena dari sudut pandang orang biasa yang sering menjadi korban mereka. Puisi ini menyindir sikap mereka yang arogan dan mampu berbuat apapun dengan uang yang mereka miliki. Peringatan, puisi ini berisi umpatan-umpatan yang menggambarkan kekesalan seseorang terhadap kesenjangan sosial.

Puisi sindiran untuk orang kaya, Borjuis, konglomerat, bangsawan, korporat

Kebangsatan Borjuis


Karya : Satria Pugar Alam

Waktu adalah beban
Beban adalah penderitaan
Itulah yang selalu ku makan
Sungguh tak pernah tahu borjuis sekalian
Pahitnya buih – buih kehidupan
Kusutnya lembar harapan
Ketidakpastian masa depan
Sungguh, siksaan berkedok cobaan

Kelam langitku, cerah langitmu
Gelap jalanku, terang jalanmu
Jelas, karena kertas di dompetmu
Tidak, maksudku di dompet ayahmu
Dengan germelapan itu, lihat dirimu
Wajahmu tak pernah layu
Masa depanmu tak kan tersapu
Keinginanmu makbul selalu
Dengan takdir itu, lihat kelakuanmu
Hura – hura tak tahu malu
Selalu ingin dijilat sepatumu
Gelak tawamu sebar sembilu
Itukah wujud syukurmu ?

Sungguh keparat para borjuis !
Mereka sangat egois
Kelakuannya tak etis
Acap kali melirik sinis
Dasar pengikut setan Iblis !
Mati saja kau ifrit borjuis !
Sapulah kertas senjata andalannya itu,
Wahai ombak parang tritis

Sungguh menyebalkan si bangsat !
Mereka sangat jahat
Kelakuannya melanggar adat
Acap kali ringan bermaksiat
Dasar budak si dua empat karat !
Mati saja kau borjuis bangsat !
Enyahkanlah orang seperti itu
Wahai dzat, 
Yang hanya kepada-Mu lah aku taat

Lihatlah kawan, dunia ini sangat miris
Kesenjangan ini terlalu bengis
Jika dompetmu tipis, 
Jangan harap kau di gubris
Ku tahu ku tak boleh pesimis
Meski sering menangis, 
Syukurlah ku bukan pengemis
Hanya saja ku lelah menulis
Menceritakan kebangsatan para borjuis

Baca juga : Wasiat Senja

0 comments:

Posting Komentar