Wasiat Senja
KARYA : SATRIA PUGAR ALAM
Ketika semilir angin bertiup kearah barat,
Mentari mulai berlari mengikutinya
Lirih, suara memanggil dari lubuk hatiku
Saat ku terjatuh, tak tahu cara hidup
Ku tak sengaja menatap langit
Haruskah ku menggapai birunya?
Di jalan gelap itu,
Ku tak sengaja bertemu cahaya
Haruskah ku peluk cahaya itu?
Mentari mulai berlari mengikutinya
Lirih, suara memanggil dari lubuk hatiku
Saat ku terjatuh, tak tahu cara hidup
Ku tak sengaja menatap langit
Haruskah ku menggapai birunya?
Di jalan gelap itu,
Ku tak sengaja bertemu cahaya
Haruskah ku peluk cahaya itu?
Jantungku berhenti berdetak
Tubuhku membisu
Ku ingin ini menghilang
Agar ku tenang menikmati angin ini
Sepertinya ini sudah tak lama lagi
Sejenak ku teringat
Ku sia – sia menikmati hayat
Tubuhku membisu
Ku ingin ini menghilang
Agar ku tenang menikmati angin ini
Sepertinya ini sudah tak lama lagi
Sejenak ku teringat
Ku sia – sia menikmati hayat
Kau yang di sana,
Mengapa kau bercerita luka nestapa?
Lukis impianmu segera
Jangan biarkan dia pudar
Gapailah biru langit saat kau terjatuh
Sesal ku tak Menggapainya
Peluklah cahaya saat kau bertemu dengannya
Sesal ku tak memeluknya
Jangan takut menjahui poros roda
Meski kau tahu,
Mengapa kau bercerita luka nestapa?
Lukis impianmu segera
Jangan biarkan dia pudar
Gapailah biru langit saat kau terjatuh
Sesal ku tak Menggapainya
Peluklah cahaya saat kau bertemu dengannya
Sesal ku tak memeluknya
Jangan takut menjahui poros roda
Meski kau tahu,
Semakin dalam kau akan terjatuh
Saat roda kehidupan berputar
Jikalau kau bingung
Biarkan dirimu terlahir kembali
Tak perlu pergi mencarinya
Tak perlu berlayar ke lautan
Karena kecemerlangan sejati,
Ada pada darah mudamu
0 comments:
Posting Komentar